Powered by Blogger.
RSS

Idul Adha 1432 H

Nabiyullah Ibrahim AS, tidak henti-hentinya digoda oleh syeitan untuk tidak meneruskan niyatnya mengorbankan puteranya Nabi Isma'il AS, tetapi nabi Ibrahim as tidak terpedaya dan melontar syeitan yang menggoda itu seperti digambarkan dengan jamah hajji yang melontar di Mina di tiga tempat yang sekarang kita kenal sebagai jumrah Aqabh, Ula, dan Wutsha. tidak jemu-jemunya setiap shalat Idul Adha kita mengingatkan diri kita masing-masing betapa pentingnya selalu ingat kepada Allah swt, dan melawan keinginan yang kadang kala merupakan perwakilan kepentingan-kepentingan syeitaniyah berselimut keinginan diri pribadi yang sarat dengan kebutuhan sesaat dan bersifat duniawi.

Itulah sekilas tentang gambaran Idul Adha. Ingin sekali kaki ini bisa pergi ke Rumah-Mu Ya Allah. Makkah.
3 kali merayakan Shalat ID Adha tidak bersama sang ayah tercinta. Pertama beliau melaksanakan di Rumah Allah swt, Makkah. Aku sangat senang sekali, karena sebentar lagi bapak juga akan pulang. :)
Kedua, bapak telah di panggil oleh-Mu Ya Allah, tidak ada yang bisa ku sesali, semua telah terjadi, tapi rasa kesal ini masih saja menghantui, membayangi, mengapa aku tak jadi anak baik sejak dulu? Yah inlah penyesalan, yang akan ku tebus dengan perjuanganku.

Ketiga, adalah hari ini. terasa banget, melihat bapak-bapak menyembelih hewan kurban, menguliti kulit2 kambing, dan sapi, aku jadi teringat bapakku. Beliau selalu tidak pernah absen untuk membantu menjadi panitia kurban. Setelah pulang dari shalat ID, ganti pakaian, dengan memakai topi merah, kaos yang sudah diseragamkan oleh panitia masjid, memakai celana pendek warna hitam, kenapa pendek, karena beliau tidak betah panas, yang terakhir pisau yang sudah diasah dari rumah, itu menjadi senjata utama beliau.

Setelah selesai, semua hewan kurban tersebut ditimbang dan dibagi ke beberapa fakir miskin, dan tetangga sekitar masjid, yang berkurban hingga yang tidak berkurbanpun berhak mendapatkan daging tersebut. Sudah kebiasaan, setelah di bungkus kresek dan dimasukkan kedalam karung besar, aku, dan bapak keliling ke RT ku untuk membagi daging2 tersebut. OKE Aku siap.. :)

Setelah beliau meninggalkan kita semua, agaknya sistem juga sedikit mulai berubah. Warga yang tidak menyumbang atau yg tidak berkurban tidak mendapatkan jatah. sebenarnya aku ingin berontak, tapi apalah daya, aku ini siapa, aku hanya anak mahasiswa yang juga kurang mengerti aturan Remais. Yaah, entahlah, aku cuma dapat berharap, semoga makna Idul Adha kali ini dapat memberi pandangan pada kaum-kaum yang lebih memilih diperbudak syaitan, dari pada mengandalkan Amal dan pikiran kita.

Tetap semangat! :D

0 comments:

Post a Comment